Waktu terus berputar tanpa henti. Rajab telah berlalu dan kini umat islam berada pada gelanggang bulan sya’ban, bulan kedelapan dari penanggalan hijriah. Bulan ini memiliki satu malam yang bertabur ampunan, pahala dan rahmat dari allah SWT. Malam tersebut adalah malam Nishfu Sya’ban, malam kelima belas di bulan Sya’ban.
Tentu malam Nishfu Sya’ban sudah tidak asing lagi di kalangan umat islam, malam dimana kita dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah dan kebaikan pada malam ini.
Mungkin sebagian dari kita masih bertanya-tanya “Kenapa sih malam ini menjadi malam yang istimewa?”. Kejadian apa sih yang terjadi di malam ini sehingga orang tua dan guru kita menganjurkan untuk menghidupkan malam ini dengan ibadah yang berbeda dari amalan pada malam yang lain.
Nah, artikel ini akan menjawab pertanyaan pertanyaan yang ada pada paragraf di atas.
Artikel ini akan menjelaskan apa yang ditulis oleh Sayyid Muhammad Bin Alawi Bin Abbas Al Maliki, seorang ulama’ sunni dari Mekkah dalam kitabnya yang berjudul ماذا في شعبان؟ . Beliau menjelaskan apa saja yang terjadi di malam Nishfu Sya’ban dan keutamaan-keutamaan yang ada pada malam ini . Yuk, kita bahas!
• Perpindahan Kiblat
Di bulan Sya’ban, terjadi perpindahan arah kiblat dari yang mulanya menghadap Masjidil Aqsha berpindah menghadap Ka’bah, Rasulullah SAW menunggu hal itu (perpindahan kiblat) dengan keinginan yang kuat. Suatu hari rasulullah menengadahkan kepalanya ke langit. Beliau mengaharapkan wahyu perpindahan arah kiblat hingga akhirnya Allah SWT menurunkan Surat Al-Baqarah ayat 144 :
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗۗ
“ Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. “
Adapun perpindahan kiblat tersebut, tepatnya terjadi pada malam Nishfu Sya’ban. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Abu Hatim Al-Busti yang dinukil oleh Sayyid Muhammad Bin Alawi Bin Abbas Al Maliki dalam kitabnya ini. Beliau, Abu Hatim Al-Busti berkata :
صلّى المسلمون إلى بيت المقدس سبعة عشر شهرا و ثلاثة أيام سواء، و ذلك أنّ قدومه المدينة كان يوم الاثنين لاثنتي عشرة ليلة خلت من شهر ربيع الأول، و أمره الله عزّ وجل باستقبال الكعبة يوم الثلاثاء للنصف من شعبان
“ orang orang muslim shalat menghadap baitul maqdis selama tujuh belas bulan tiga hari, hal ini berdasarkan perhitungan Rasulullah saw tiba di Madinah pada senin tanggal 12 bulan rabiul awwal dan allah memerintahkannya untuk menghadap ka’bah pada hari selasa pertengahan bulan sya’ban “
• Limpahan Maghfiroh (Ampunan) Dari Allah
Sayyid Muhammad Bin Alawi Bin Abbas Al Maliki dalam kitabnya menyebutkan bahwa pada malam Nishfu Sya’ban, Allah SWT memberikan ampunan dan rahmat kepada makhluknya.
Allah akan mengampuni orang-orang yang meminta ampunan-Nya, mengasihi orang-orang yang mengharapkan kasih-Nya, menjawab do’a orang yang memohon kepada-Nya, menghilangkan kesedihan bagi yang sedang bersedih, membebaskan orang-orang dari api neraka, dan didalam malam tersebut allah menetapkan rezeki dan amal-amal.
Limpahan maghfiroh pada malam Nishfu Sya’ban ini diperkuat oleh pernyataan Imam Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban dari Mua’adz Bin Jabal, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
يطّلع الله إلى جميع خلقه ليلة المصف من شعبان، فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“ Allah SWT memandang seluruh makhluknya pada malam nisfu sya’ban, kemudian allah mengampuni seluruh makhluknya kecuali musyrik dan orang yang bermusuhan “
• Kemustajaban Do’a
Pada malam Nishfu Sya’ban pintu-pintu langit dibuka. Tidaklah seorang muslim berdo’a kecuali allah akan mengabulkannya. Sayyid Muhammad Bin Alawi Bin Abbas Al Maliki menukil riwayat dari Imam Ath Thabrani bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
تفتح أبواب السماء نصف الليل فينادي مناد : هل من داع فيستجاب له , هل من سائل فيعطى، هلمن مكروب فيفرج عنه، فلا يبقى مسلم يدعو بدعوة إلاّ استجاب الله له، إلاّ زانية تسعى بفرجها، أو عشارا
“pintu pintu langit dibuka pada pertengahan malam kemudian seseorang berseru : Adakah orang yang meminta agar dia dikabulkan permintaannya? Adakah orang yang memohon agar dia diberi? Adakah orang yang dalam kesedihan agar dia dibebaskan dari kesedihannya?”
Tidaklah seorang muslim yang berdoa kecuali Allah akan mengabulkan doanya; kecuali perempuan pelacur yang mencari pembebasan, atau seorang pemabuk.”
Berdasarkan paparan di atas, kita dapat mengetahui betapa mulianya malam Nishfu Sya’ban. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa tidak ada malam setelah malam Lailatul Qadar yang lebih mulia dari malam Nishfu Sya’ban. Sebagai seorang hamba kita memang diwajibkan untuk beribadah dan selalu ingat kepada Allah dimanapun dan kapanpun.
Akan tetapi Allah juga telah menentukan beberapa waktu khusus dimana manusia dianjurkan untuk menambah ibadah dan kebaikan didalamnya sebab keistimewaan dan kemuliaan yang tersimpan pada waktu-waktu tersebut. Ibarat seorang lelaki yang sedang berusaha meluluhkan hati cinta sejatinya dan ketika cinta sejatinya mulai membuka hati untuknya, apakah mungkin lelaki tersebut akan menyia-nyiakan kesempatan itu?
Maka dari itu, adalah sangat dianjurkan sekali bagi kita untuk menambah kualitas ibadah dan tdan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah pada momentum malam Nishfu Sya’ban.
Wallahu A’lam…
By: Muhammad Hadani (Santri PPM Al-Hadi Yogyakarta)