ppm-alhadi– Alkisah, pada momentum mi’raj Nabi menyaksikan seluruh alam malakut, menyaksikan bagaimana penduduknya, di antara para malaikat itu beribadah. Nabi merasa dirinya cemburu, melihat para malaikat itu sedemikian dekat dengan Allah. Nabi pun meminta kepada-Nya, bagaimana cara beribadah seperti para malaikat itu.
Allah pun mengabulkan, merangkum segenap cara beribadah para malaikat itu dalam satu kesatuan gerakan shalat. Di antara malaikat itu ada yang beribadah dengan berdiri saja, dengan ruku’, dengan sujud saja, di antara mereka beribadah dengan membaca tasbih saja, tahmid dan duduk saja. Sehingga, gerakan shalat adalah kesatuan beragam cara para malaikat beribadah kepada Allah.
Shalat diwajibkan di momentum yang mulia, malam yang mulia, situasi dan suaana yang mulia, kedekatan yang sangat dan munajat yang paling mulia, yaitu malam mi’rajnya Nabi. Shalat adalah sebaik-baik ketaatan, sesempurna sempurnanya gerakan ibadah. Ibadah yang paling mulia, diwajibkan di waktu yang paling mulia, yaitu wushul-nya Nabi kepada Tuhannya, ketika sedekat-dekatnya berada di sisin-Nya.