PPM.ALHADI– Pada hari Rabu, 23 Oktober 2024, PPM Al-Hadi Yogyakarta telah sukses menyelenggarakan Talkshow Fiqh Wanita dan Fiqh Safar di Pendopo Shalawat PPM Al-Hadi Yogyakarta. Acara ini berlangsung mulai pukul 20.00 hingga 23.00 WIB dan dihadiri oleh para santriwan dan santriwati.
Acara ini menghadirkan dua narasumber yang sangat kompeten di bidangnya; Ibu Nyai Aida Fahmi, Pengasuh PP. Al-Falahiyyah, Mlangi, dan Bapak Kyai Ahid Yasin, Pengasuh PP. Hidayatul Mubtadiin, Tajeman. Talkshow ini dipandu oleh dua moderator, Saudari Yayu Fitriyani Komalasari untuk materi fiqh wanita dan Saudara Fardan Naziran untuk materi fiqh safar.
Ibu Nyai Aida Fahmi menyampaikan materi fiqh seputar persoalan wanita seperti perbedaan haid, istihadhah, dan nifas serta pembahasan lebih lanjut tentang ketiganya. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan bahwa haid itu merupakan darah yang keluar dari kemaluan wanita karena kodratnya dan bukan karena penyakit atau melahirkan,
sedang istihadhah adalah darah yang keluar di luar dari masa haid karena penyakit atau kondisi lainnya, sementara nifas adalah darah yang keluar setelah proses persalinan.
Mempelajari tentang haid adalah fardhu ‘ain bagi wanita yang telah baligh dan fardhu kifayah bagi laki-laki. Pada akhir sesi, beliau juga menjelaskan tentang tata cara menutup aurat (red; memakai mukena) bagi wanita yang sedang melaksanakan shalat.
Menurut beliau, sekarang ini banyak salah kaprah yang terjadi tentang hakikat dan batasan aurat bagi wanita terutama dalam kondisi melaksanakan shalat.
Sesi berikutnya membahas aspek-aspek penting yang sering luput dalam fiqih safar. Pada sesi ini moderator dan para santri ditemani Bapak Kyai Ahid Yasin selaku narasumber. Beliau menjelaskan tentang qasar salat, yaitu meringkat jumlah rakaat salat wajib yang berjumlah empat rakaat menjadi dua rakaat sebagai keringanan bagi musafir.
Selain itu beliau juga turut menjelaskan syarat-syarat pelaksanaannya, ketentuan salat jamak. Termasuk juga beliau memberikan penjelasan mengenai ketentuan bagi musafir dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan dan aturan mengenai pelaksanaan salat Jum’at bagi musafir saat bepergian.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para santriwan dan santriwati mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber. Para santri yang hadir sangat antusias dalam mengikuti sesi ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan diskusi yang terjadi.
Hal ini menunjukkan bahwa topik-topik yang dibahas sangat relevan dan penting bagi para santri. Semoga acara ini membawa banyak manfaat dan berkah bagi kita semua.