Hanya di Bulan Ramadan Ada Lailatul Qodar

  • Minggu, 2 Mei 2021
  • 418 views
Hanya di Bulan Ramadan Ada Lailatul Qodar

PPMALHADI.COM– Umat Islam memiliki dua belas bulan dalam satu tahun. Bulan-bulan itu secara urut adalah Muharram, Shafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil AKhir, Rajab, Sya’ban, Ramadan, Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah.

Di antara dua belas bulan yang ada, bulan Ramadan adalah bulan paling mulia, di dalamnya ada puasa Ramadan, juga lailatul qadar, malam diturunkannya Alquran. Tidak ada satu bulan pun di antara dua belas bulan yang ada, terdapat lailatul qadar, kecuali bulan Ramadan.

Lailaitul Qadar adalah malam diturunkannya Alquran, sebagaimana tersurat dalam QS. Al-Qadr, 1. Sedangkan bulan diturunkannya Alquran adalah bulan Ramadan, sebagaimana tersurat dalam QS. Albaqarah, 185.

Maka para ulama bersepakat bahwa malam lailatul qadar, malam diturunkannya Alquran, terdapat pada bulan Ramadan. Lailatul qadar terdiri dari dua kata, lailah dan al-qadar, yang pertama berarti malam dan yang kedua berarti pengagungan (al-ta’dzim).

Malam lailatul qadar adalah malam yang menyimpan nilai keagungan karena kekhususan-kekhususan di dalamnya. Imam Asy-Sya’bi mengatakan bahwa lailatul qadar tidak hanya berdurasi pada malam hari, akan tetapi juga mencakup siangnya.

Para ulama juga sepakat bahwa lailatul qadar tidak hanya ada pada saat momentum turunnya Alquran, 15 abad yang lalu, yaitu ketika Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu di Gua Hira, Makkah, ketika ia beribadah, berkontemplasi mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Lailatul qadar akan terus ada pada setiap bulan Ramadan sampai hari akhir. Para ulama berbeda pendapat tentang kapan hari dan tanggal lailatul qadar, malam diturunkannya Alquran pada saat itu. Para ulama berbeda menentukannya sampai pada batas delapan perbedaan pendapat.

Menurut Ibn Razin, lailatul qadar terjadi pada malam pertama bulan Ramadan. Imam Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa malam lailatul qadar turun pada malam ke tujuh belas, sedangkan Anas berpendat bahwa ia turun pada malam ke sembilan belas.

Muhammad Ibn Ishaq berpendapat bahwa malam lailatul qadar hadir pada malam ke dua puluh satu, sedangkan Ibn Abbas berpendapat malam ke dua puluh tiga. Ibn Mas’ud berpendapat bahwa malam lailatul qadar terjadi pada malam ke dua puluh empat, sedangkan Abu Dzar Al-Ghifari berpendapat pada dua puluh lima.

Sedangkan Ubay ibn Ka’b dan sekelompok Sahabat mengatakan malam lailatul qadar itu turun pada tanggal ke dua puluh sembilan.

Hasan Al-Bashri berpendapat lailatul qadar terjadi pada malam ke tujuh belas bulan Ramadan, karena paginya adalah momentum perang Badar, perang yang menandai kebesaran/keagungan umat Islam ketika Nabi dengan 300 pasukan tanpa dilengkapi senjata yang semestinya, mampu mengalahkan kafir quraisy dengan 1000 pasukan bersenjata lengkap. Pada perang ini tokoh-tokoh kafir quraiys seperti Uthbah, Syaibah dan Walid bin Uthbah meninggal di medan tempur.

Para ulama yang berpendapat malam lailatul qadar turun pada malam ke dua puluh tujuh dikarenakan angka-angka ganjil adalan bilangan yang paling disukai Allah SWT, maka Allah menyebutkan langit berjumlah 7, menyebutkan bumi berjumlah 7 dan begitu juga jumlah hari dari dalam satu minggu, tingkatan neraka dan jumlah putaran dalam towaf juga berbilang 7.

Begitupun jumlah huruf dalam kata “lailatul qadar” adalah 7 huruf. Hal ini memperkuat lailatul qadar terjadi pada malam ke dua puluh tujuh.

Sebagian ada yang mengatakan malam lailatul qadar terjadi pada malam terakhir, dengan alasan malam ini adalah puncak dari ibadah dan ketaatan seorang hamba setelah satu bulan penuh beribadah di bulan Ramadan.

Alquran turun pada bulan Ramadan, sebagaimana suhuf dan kitab-kitab lainnya turun di bulan yang sama. Allah SWT mengkhususkan bulan Ramadan sebagai malam turunnya wahyu, tidak di bulan-bulan lainnya. Inilah salah satu keutamaan dan keagungan bulan Ramadan.

Suhub Ibrahim turun pada awal bulan Ramadan, malam pertama bulan Ramadan. Kemudan Taurat turun kepada Nabi Musa juga pada bulan Ramadan, para ulama menyakini ia diturunkan antara tanggal 1-6 bulan Ramadan. Kitab taurat diturunkan 700 tahun setelah Suhuf Ibrahim.

Kitab Zabur juga diturunkan kepada Nabi Daud pada bulan Ramadan. Para ulama menyakini ia diturunkan pada pada tanggal 1-12 bulan Ramadan.

Ia diturunkan 500 tahun setelah diturunkannya kitab sebelumnya kepada Nabi Musa, Taurat. Kemudian kitab Injil diturunkan Allah SWT kepada Nabi Isa pada tanggal 1-18 Ramadan, setelah 600 tahun diturunkannya kitab sebelumnya, Zabur. (Anis Mashduqi)

Hubungi Kami

Hubungi Kami jika Anda membutuhkan bantuan, atau informasi seputar PPM Al-Hadi, Kami akan dengan senang hati membantu Anda