
PPM.ALHADI– Rihlah dan Ziarah Al-Hadi “Budal Jatim” dilaksanakan pada tanggal 27-29 September 2024. Kegiatan dimulai pada jum’at ba’da magrib dimana seluruh santri melaksanakan ziarah ke makam para muassis pondok. Setelah itu, di lanjut dengan sowan ke ndalem Ibu Nyai Umamah Dimyati untuk berpamitan dan memohon doa restu agar perjalanan Budal Jatim kali ini berjalan dengan lancar.
Pada kesempatan ini, Ibu Nyai memberi sedikit nasihat dan juga amalan doa agar semua perjalanan lancar.
“Perjalanan jauh seperti ini akan memberi banyak sekali pelajaran anak-anakku. Kalian akan menyaksikan bagaimana hebatnya manusia yang sudah tiada, tapi bisa ikut menghidupi banyak manusia di sekitarnya, agar kita semua bisa melihat dan termotivasi untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak makhuk, bahkan setelah kita tiada.
Begitu juga dengan rihlah, jangan semata-mata dipandang untuk jalan-jalan saja ya, niatkan untuk bertadabbur alam, menikmati ciptaan Allah yang telah disediakan untuk kita semua. Kemudian yang terakhir ibu berpesan dan meminta tolong kepada kalian semua untuk bersikap peduli terhadap sekitar, jangan egois, jika ada teman yang sakit di carikan obat, saling memperhatikan dan peduli, terlebih lagi teman sebangku.”, pesan Bu Nyai menutup sowan malam itu.
Setelah itu seluruh santri kembali ke komplek masing-masing untuk mempersiapkan seluruh keperluan yang akan dibawa dan diperlukan selama perjalanan. Pukul 22.30 WIB seluruh santri dan juga keluarga ndalem yang akan mengikuti rihlah ini berkumpul di pendopo untuk mendapatkan pesan dan pepiling dari Abah Anis dan seselesainya, selurusantri dan juga keluarga ndalem berjalan menuju parkiran bus.
Tiga bus rombongan Al-Hadi memulai perjalanan ke tujuan pertama yaitu Kota Batu, Malang. Pada sekitar pukul 06.00 WIB keesokan harinya, ketiga bus sampai di Deduwa untuk menyantap sarapan bersama dan persiapan ke destinasi pertama yaitu obyek wisata Air Terjun Coban Talun.
Setelah menyelesaikan serangkaian sarapan dan persiapan, rombonganpun menuju Coban Talun, yang mana ternyata adalah wisata yang harus melewati hutan pinus, lembah, sungai, dan memerlukan ±18.000 langkah untuk sampai pada air terjunnya.
Sesampainya disana, seluruh rombongan pun menyebar, ada yang memilih untuk berenang di bawah air terjun, mengabadikan momen dengan mengambil gambar bersama, dan ada juga yang hanya sekedar menikmati pemandangan sambil menyantap makanan yang bisa di beli di warung yang tersedia di area air terjun.
Dan setelah selesai meng-explore Coban Talun, rombongan Al-Hadi menerususkan perjalanan ke Pasuruan yang memiliki julukan Madinah Van Java karena suasananya yang seperti di kota Madinah, dan adanya Masjid Agung Al-Anwar Pasuruan yang penampakannya seperti di Masjid Nabawi kota Madinah. Tapi tujuan utama rombongan Al-Hadi berada dibelakang masjid ini, yaitu makam Si Mbah Kiai Hamid, tokoh Kiai besar yang di kenal sezaman dengan Kiai Maksum di Krapyak.
Dari parkiran menuju ke makam, kami perlu mengendarai becak motor yang memang sudah tersedia bagi para peziarah yang akan berziarah ke makam Kiai Hamid. Sesampainya di masjid kami berfoto bersama kemudian masuk ke makam, dan melaksanakan kegiatan tahlilan. Sembari menunggu waktu solat isya’ datang kami di beri waktu untuk menikmati lingkungan sekitar masjid yang di kelilingi oleh banyak sekali pedagang kaki lima dan ruko-ruko yang menyediakan cinderamata dan juga berbagai kuliner.
Saat telah memasuki waktu solat isya rombonganpun melaksanakan solat jama’ takhir, dan setelah semuanya di rasa cukup, kami kembali ke parkiran bus dengan kembali menggunakan becak yang telah mangkal berbaris di seberang masjid, namun berbeda dengan saat berangkat tadi, yang kali ini becaknya berupa becak goes.
Setelah kegiatan di Pasuruan selesai, perjalanan di lanjutkan ke wilayah Tebuireng, Jombang, dimana terdapat makam dari Hadrotussyaikh Hasyim Asy’ari dan keluarga besar Tebuireng, termasuk Makam Gus Dur. Tiba pada pukul 22.00 WIB kamipun bergegas masuk menuju makam, karena rombongan dari berbagai daerah juga terlihat memenuhi parkiran Tebu Ireng, dan karena jalan menuju ke makam lumayan jauh, juga kali ini tanpa adanya kendaraan bantuan seperti ojek ataupun becak.
Sesampainya di makam, rombongan Al-Hadi langsung menempatkan diri untuk melakukan prosesi tahlilan. Dan setelah selesai, rombonganpun kembali menuju bus melewati jalan yang sama seperti saat masuk, dimana jalanan tesebut di penuhi oleh masyarakat sekitar yang berdagang aneka kuliner, pakaian, dan juga oleh-oleh khas daerah sekitar. Beberapa dari rombonganpun ada yang mampir untuk membeli oleh-oleh.
BUDAL JATIM hari kedua di tutup dengan melanjutkan perjalanan untuk hari selanjutnya. Bagaimana keseruan yang ada di hari terakhir rihlah ini? Stay tune on our web!!!