
PPM.ALHADI– Pada hari Ahad (15/08), Pondok Pesantren Al-Hadi melaksanakan puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini dihadiri oleh K.H. Nilzam Yahya, seorang alim ulama dan pengasuh Pondok Pesantren Krapyak. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 4 hingga 15 September, dimulai tepat pukul 19.00 di halaman Pendopo Sholawat.
Prosesi ini dihadiri oleh tokoh agama, ribuan jamaah dari Majelis Ta’lim Kanzul Hidayah, serta warga Krapyak Wetan dan sekitarnya. Acara ini semakin meriah dengan teriakan kecintaan para santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Al-Hadi kepada Nabi Muhammad SAW serta alunan musik hadrah yang ikut menyertainya. Ini menjadi bukti rasa mahabbah kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, bahwa mencintai beliau adalah prinsip yang fundamental dan mulia.
Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia, bulan kelahiran manusia pilihan Allah sebagai utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau diutus bukan hanya untuk Bangsa Arab, tetapi untuk seluruh manusia dan alam semesta. Nabi Muhammad diutus sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dan penyempurna akhlak manusia.
Sehingga dari akhlak-akhlak tersebut dapat kita teladani. Salah satu kemuliaan sifat Rasulullah SAW tercermin dalam cara beliau berdakwah, sehingga Islam dikenal sebagai agama yang ramah dan mengajarkan kemaslahatan dunia dan akhirat. Ketika wafat, Nabi Muhammad tidak mewariskan harta atau keturunan, tetapi mewariskan akhlakul karimah.
K.H. Nilzam Yahya S.Ag, M.Ag, dalam sesi mauidzhoh hasanah puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman Pendopo Sholawat Yayasan PPM Al-Hadi, menegaskan pentingnya mencintai Nabi Muhammad SAW melebihi siapapun, sebagaimana Nabi mencintai umatnya.
Ini menjadi modal utama ketika kelak di hari kiamat umat manusia meminta syafaat kepada para nabi, namun yang bisa menyelamatkan adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sama seperti kita, manusia biasa, namun beliau tidak sama seperti manusia biasanya, ini yang dinamakan basyarun lakal basyari.
Beliau mengutip kitab “Barzanji” yang berisi puji-pujian tentang Nabi Muhammad dan biasa dilantunkan sebagian umat Islam di Indonesia:
“ﺃﻧﺖ ﺷﻤﺲ ﺃﻧﺖ ﺑﺪﺭ ، ﺃﻧﺖ ﻧﻮﺭ ﻓﻮﻕ ﻧﻮﺭ”
Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sempurna yang mampu menyinari umat manusia dengan wawasan keimanan dan keyakinan yang benar akan Islam.
Beliau juga bercerita tentang seorang Arab Badui yang bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, kapan kiamat datang?” Rasulullah menjawab: “Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?” Orang Arab Badui itu menjawab: “Aku tidak mempersiapkan banyak shalat dan puasa, tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.”
Rasulullah bersabda: “Almaru ma’a man ahabba” (Seseorang akan bersama orang yang dicintainya). Ini mengisyaratkan bahwa dahsyatnya perasaan cinta akan menjadikan seseorang yang mencintai itu akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang dicintainya.
Terakhir, beliau berpesan, “Bapak memiliki banyak ijazah, namun yang paling manjur adalah bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, apapun masalahnya.” Oleh karena itu, mencintai Nabi Muhammad SAW harus disertai dengan melaksanakan ajaran-ajarannya yang kemudian dibuktikan dengan keshalehan pribadi maupun sosial seperti beliau.
Semoga dengan modal mencintai Nabi Muhammad SAW, ibadah-ibadah yang kita lakukan akan bernilai tinggi dan mendapatkan syafaat dari beliau kelak.