Ngaji Pasanan Kitab Tanbīh al-Mughtarrīn (Eps.5)

  • Sabtu, 15 Maret 2025
  • 81 views

PPM.ALHADI–Dalam lanjutan ngaji pasanan kitab Tanbīh al-Mughtarrīn, Abah Anis mengulas secara mendalam tentang akhlaq para ulama’ dan salaf ash sholih, dimana mereka memiliki sifat yang lembut, halus dan menghormati pada siapapun dalam berinteraksi.

Hal ini selaras dengan hadis yang menganjurkan kita untuk bersikap lembut kepada semua orang yang ada di sekitar kita, bahkan diksi yang dipilih dalam hadisnya adalah إخوان , seakan hendak mengajarkan bahwa perlakukan semua orang seakan-akan mereka adalah saudaramu sendiri.
ولينوا في يد إخوانكم
Artinya: ” Dan hendaklah kalian bersikap lembut di tangan saudara-saudaramu.”

Ayat Al-Quran juga memerintahkan hal tersebut:

ولو كنت فظا غليظ القلب لا نفضوا مِنْ حَوْلِكَ
“Dan sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”

(QS. Ali Imran: 159)

Dari kedua dalil diatas, penulis ingin berkata “Kasar itu bikin orang-orang kabur dari kita, bro. Jadi mending tunjukin sifat lembut dan bikin orang lain betah ada di sekitar kita”.

Masih berkenaan dengan sifat lemah lembut dan hormat dalam berinteraksi, Imam Sya’rani mengatakan bahwa salah satu bentuknya adalah ketika kita bergabung dalam suatu majelis yang berbeda dari kebiasaan kita, hendaknya kita menyesuaikan diri selama perbedaan tersebur tidak melanggar syariat.

إذا علمت ذلك فاعلم أن من جملة لين الفقراء أن أحدهم إذا دخل على جماعة يذكرون الله تعالى كذكر الأعجام أو المغاربة أو الشناوية أو المطاوعة أو الرفاعية مثلا أن يذكر معهم كهيئتهم في الصورة بطريقه الشرعي

Jika Anda mengetahui hal itu, maka ketahuilah bahwa di antara kelembutan bagi para fakir ialah ketika salah seorang dari mereka masuk ke dalam suatu kelompok yang tengah berzikir kepada Allah Ta’ala—baik itu dengan cara zikir kaum Ajam, Maghribi, Syinawiyyah, Muthawa‘ah, atau Rifa‘iyyah, misalnya—hendaknya ia berdzikir bersama mereka dengan mengikuti tata cara mereka dalam rupa zikir yang sesuai dengan syariat.

Perlu kita pahami bahwa mengikuti mereka selama tidak melanggar aturan syariat adalah hal baik yang memperkuat ukhuwah dan menjauhkan diri kita dari klaim kebenaran tunggal yang akan berujung pada takabbur.

Imam Sya’rani juga membahas tentang larangan untuk meremehkan tata Cara zikir orang lain dengan mengatakan:

 "إن هذه الكيفية ليست طريقة شيخنا"

” Cara ini bukan metode guru kami.”

Sikap seperti ini justru menghilangkan pahala dan menunjukkan kekerasan hati yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Dalam penutupnya dalam pembahasan ini, Imam Sya’rani mengatakan:
فاعلم ذلك واعمل عليه
” Maka ketahuilah hal itu dan amalkanlah”

Kalimat tersebut merupakan ajakan untuk kita supaya merenungkan dan memahami apa yang telah disampaikan sebelumnya. Yaitu seruan untuk menyadari pentingnya sikap lembut, penghormatan terhadap perbedaan, dan toleransi dalam kehidupan sosial maupun spiritual.

Tidak cukup hanya memahaminya secara teori, tetapi harus benar-benar dipahami dengan hati dan akal. Setelah memahami, langkah berikutnya adalah mengamalkan apa yang telah dipelajari. Pengetahuan tanpa tindakan dianggap sia-sia dalam Islam.

Oleh karena itu, salah satu bagian penting dalam proses pembelajaran adalah mempraktikkan akhlak yang telah diajarkan seperti sikap lembut dan beradaptasi dalam perbedaan.

Wallahu A’lam

Oleh: PPM Alhadi

Admin Pesantren Pelajar dan Mahasiswa Al-Hadi, Arumdalu, Krapyak Wetan, RT 08, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY

Hubungi Kami

Hubungi Kami jika Anda membutuhkan bantuan, atau informasi seputar PPM Al-Hadi, Kami akan dengan senang hati membantu Anda